Saturday, November 17, 2012

Macem-macem Hotel Dengan Ke-SIAL-annya

Bukan karena sedang traveling, bukan lagi dibayarin temen, bukan juga lagi dapet kupon undian, mukjijat ini turun, melainkan menjadi panitia dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh kampus. eh buset kayak anak kuliahan aja punya kegiatan segala. yoi, selain  profesi saya sebagai cowog panggilan saya juga anak kampus yang saat ini menjabat sebagai mahasiswa jurusan bahasa penjajah disalah satu universitas disamping rumah. sebagai mahasiswa yang juga aktive,kreatif, dan posesif saya juga anggota berbagai macam organisasi kampus lo, ada berbagai macam ektra kulikuler kampus yang saya ikuti seperti balet, salon, masak-memasak, sampai UKMB (unit kegiatan mahasiswa banci)
ceritanya saya terpilih menjadi salah satu panitia dalam kegiatan kampus yang juga merupakan progam pemerintah. kegiatan tersebut bertujuan untuk memajukan ke-profesioalitas-an guru dalam mengajar. kegiatan berupa seminar, pendalaman materi, praktek, dan terakir ujian. sebagai panitia saya bertugas sebagai mediator dan juga fasilitator yang tentu saja harus siap grak saat dibutuhkan. berhubung ini merupakan progam pemerintah pelaksanaan kegiatan pun dilaksanakan dihotel. kegiatan ini terbagi menjadi beberapa tahap yang satu tahapnya memakan waktu 10 hari. alamak 10 hari jauh dari rumah, berasa kayak lagi ngungsi (tapi nggak papa lawong ngungsinya juga dihotel).

tahun lalu saya terpanggil menjadi panitia pertama, dan diasingkan disebuah hotel didaerah penanggungan kediri. bukan "bener-bener" hotel sih, lebih mirip seperti asrama milik suatu instansi yang nggak tau apa nama instansinya, yang memang didalamnya terdapat beberapa kamar yang juga digunakan untuk berbagai kegiatan-kegiatan tertentu, salah satunya ya kegiatan yang melibatkan saya ini. di dalam kamar yang saya huni terdapat satu kamar dengan ranjang berukuran sedang diatas dan satu extra bed dibawah yang lebih mirip barak PENGUNGSIAN. dalam satu kamar ini berisi 6 butir manusia yang "memang" gede-gede. terus kalau 2 orang diranjang, 2 orang lagi tidur di extra bed, 2 sisanya tidur dimana gis? "telentag di LANTAI".

hal yang membuat saya sedikit manyun ketika hendak beranjak tidur yang seolah-olah bagaikan tidur dipondok semut angkrang yang dengan renyahnya menggerogoti tubuh saya sambil si angkrang nonton tipi. clekit-clekit karena sprei kasur yang "memang" nggak pernah diganti membuat saya sebentar-sebentar harus meminjam senjata garpu chu pat kai untuk mencakar-cakar puggung saya. penderitaan berlanjut ke kamar mandi yang na'asnya juga terletak diluar kamar. HAH cobaan apa lagi ini.tapi saya sedikit bisa bernapas lega dengan adanya AC dan wifi part time yang "lumayan" cepat (wifi ini jam 10 udah MATI koneksinya).
sedikit enaknya lagi makanan disana sesuai banged (pakek "D") dengan lidah ndeso saya, bumbunya persis kayak masakan emak dirumah, jadi nggak apa-apa deh walaupun tidur nggak nyenyak tapi makan nyenyak.
*nepukin perut*

tahap berikutya saya terpanggil lagi. kali ini saya diungsikan di sebuah hotel didaerah tulungagung. berhubung lokasiya cukup jauh dari rumah, saya nggak bisa bolak balik ambil baju ganti seperti tahap sebelumnya, mau londri males gilak, apa lagi nyuci. akhirnya saya hanya puas dengan 3 baju ganti yang saya bawa dari rumah. sialnya, saya lupa dengan kegiatan yang berlangsung 10 hari itu saya cuma membawa 3 kemeja,1 kaos, 2 celana panjang dan 3 celana dalam (whooottt...10 hari dengan 3 celana dalem)
*tutup hidung sambil muntah*

hotel yang terletak ditengah kota ini memang terasa nyaman, dari luar nampak dua hansip berdiri tegap seolah siap menerkam maling yang cuma lewat. berbeda dengan hotel diluar negri yang hansip hotelnya stay pada tugas masing-masing dan menjalankan tugasnya dengan perfect, disini hansipnya bisa leyeh-leyeh, ngrokok, sambil sekali-sekali ngobrol dengan tukang becak (mungkin kalau nggak ada bos ni hansip bisa sekalian tidur dikamar hotel kali yak).

sampai dilobi hotel, saya pun disuguhi keramahan para billboy yang kemudian mengajak saya check in (heloooww emang guwe cowog apaan). #Lhoh
kamarnya pun nggak usah ditanya lagi, super nyaman dengan 2 ranjang besar, free wifi yang bisa diakses semalam suntuk, kamar mandi dalam, plus air hangat yang tinggal mencet. bahkan saya sering ketiduran di bath up karena keenakan. (maklum mumpung nggak ada dirumah.). sempet marah karna cuma dikasih card bergambar logo hotel, bukannya kunci kamar. "terus kalau kamar nggak saya kunci ntar barang saya gimana?, kolor saya bisa ilang donk." bentak saya. setelah salah satu teman saya membenturkan kepala saya ketembok saya tersadar kalau kunci kamarnya ya card itu tadi. *Malu setengah mati*

tapi celaka menimpa saya saat mengujungi meja makan yang cuma ada nasi pake sambel goreng doank. (gimana boker mau lancar kalau tiap hari guwe musti nelen makanan kayak gini.). tak hanya makananya yang seperti makanan kucing, dihotel ini pun juga miskin sumber air mineral. Sumber air beta nggak sudekat lagi. Sudah makannya nggak bisa ditelan, air pun juga nggak ada. SIAL!!

petualangan hotel saya merambah setahun kemudian disebuah hotel dikediri didaerah jong biru, layaknya hotel pada umumnya. Terdapat 2 ranjang besar, 3 extra bed, kamar mandi dalam, plus tombol air hangat pula. Enaknyaaa....
kejadian lucu saat teman saya yang sok ndeso mandi. dia kaget melihat kamar mandi yang nggak ada bak mandinya. dengan gayanya yang sok dia komplain pada pihak hotel, " mbak, kamar mandinya kok nggak ada gayungnya, gimana saya mau mandi". mbaknya bengong sejenak. dengan senyum imoedt mbaknya pun menjawab "kan mandinya pake SHOWER mas". Mampus guwe pura-pura nggak kenal ahh.
yang tragis soal makanan. Chef  hotel disini nggak ada inovative sama sekali buat bikin varian menu baru, yang adanya cuma itu lagi itu lagi. nyeseknya lagi semua makanan olahannya asin kayak kriget mak-emak. jadi keinget jaman susah dulu saat makan pake nasi sama garem ber-zodium. emang sekarang nggak susah lagi ya gis?. Masih (dalam hati).

kenyamanan yang sama saat saya menginap disebuah hotel dikawasan utara sekartaji kediri dan merupakan hotel favorite para group band ibu kota. sebut saja armada, raja, the changcuters, five minute, geisha, killing me inside, kotak, pernah singgah disana. nggak usah ditanya pula soal kenyamanan, disana semuanya full of facilities, apalagi saya tidur dikamar president suit yang konon semalam aja berharga jutaan rupiah. dan ini saya dapatkan GRATIS. disini saya nggak nemuin sprei yang gatal lagi, nggak harus pakek gayung saat mandi, nggak mesti makan makanan asin. TAPI bicara soal makanan disini punya menu "andalan" yaitu SOUP ayam. nggak peduli apapun makananya menu soup harus ada, dan itu SETIAP HARI mulai pagi, siang, sore. (mungking chefnya cuma bisa masak sop aja kali ya).

ada satu lagi hotel yang termasuk hotel baru dikawasan itu, terletak disebuah gang didaerah kampung ndalem (masih dikediri). hotel "tiga bintang" namanya (in english). baru kali itu saya melihat hotel dengan ranjang yang terbuat dari semen, COR-COR'an berbentuk kotak pipih menyerupai ranjang. memang sih atasnya springbed empuk, tapi sekelas "hotel" masak ranjangnya gini. kayak kos-kosan dengan kamar VVIP aja. dan baru itu juga ada hotel yang menu makanannya diserahkan pihak cetering. 
# hotelnya nggak punya chef mungkin.

at least dari semuanya, masing-masing hotel mempunyai gaya unik dari segi kemasan, dan dari semua hotel itu ternyata sama. sama-sama punya kasur empuk apalagi kalau gratisan.

selesai kegiatan ini saya bisa tambah gelar nih.

# Agista Wiranata S. WWH,
(dibaca : Sarjana Wara - Wiri hotel)

nyumpel kayak kamar pengungsian

No comments:

Post a Comment