Friday, June 6, 2014

Museum Alay



Diawal juni ini saya berkesempatan mengunjungi sebuah kota (masih) di Jawa Timur, tepatnya di kawasan Batu Malang. Sebuah kota yang terkenal dengan sebutan kota apel (nama buah ya!, bukan aktivitas berkunjung rutin malam minggu. APELagi kunjingin mantan). 
Adalah Museum Angkut (Museum Otomotif) & Movie Star. Berada dikawasan kota wisata Batu Malang, terletak dijalan Terusan Sultan Agung Atas No 2. Buat kalian yang buta arah bisa menggunakan map. Kalau masih tetep buta arah bisa pakek google map. Kalau masih tetep buta juga, kalian nggak usah berkunjung. NYUSAHIN!!
FYI, Museum Angkut merupakan wahana wisata anyar dikota Batu Malang. Sebuah wahana yang bisa membuat kalian bilang UWAOOOU.... kayak loe pas ngeliat Kuntilanak lagi PMS, Khususnya buat para penggemar otomotif. Karena didalam museum ini terdapat banyak koleksi motor/mobil mulai dari jaman Hitler belum kumisan sampai Jojon udah tumbuh kumis dan jadi artis. Selain itu, koleksi mobil/motor yang dipamerkan disini berasal dari berbagai daerah di Nusantara, bahkan dunia. Menurut kabar, Museum Angkut ini merupakan konsep wisata pertama yang ada di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. 

Namun, apiknya Museum Angkut ini berbeda dengan kesan pertama saya setelah tiba disini. Berbeda dengan saya yang berkunjung dengan niat belajar dan menggali informasi tentang sejarah alat transportasi. Kebanyakan pengunjung yang datang disini justru malah menjadikan wahana museum ini sebagai kesempatan untuk ber-eksis ria. Mulai dari foto narsis sampai yang kece abis. Dari yang pakek tongsis sampai yang borjuis. Kesempatan menikmati replika bangunan khas eropa ini pun sirna termakan ganasnya para cabe-cabe dan terong-terongan yang lagi asyik ngahahihih dengan cabulnya.

Mulai dari yang narsis

 
 Sampai yang Kece abiss...

Dari yang pakek Tongsis,

Sampai yang Borjuis. (Fokusnya ke model ya!!)

Kompetisi foto massal


“Ayo-ayo fotoin aku, disini!!”. *monyongin bibir*
“Kamu sama aku sini yuk, kita foto bareng!”. “Mas, tolong donk!”. 

Lagi enak-enak jalan, saya pun terpanggil untuk memenuhi hasrat narsis mereka. “Yasudah sini, biar mas cakep yang fotoin”. WHAAATT!! CAKEP!!. 
Belum juga genap 5 meter saya jalan kaki, telinga saya inipun kembali mendengar raungan para narsiser untuk mintain foto. Karena kasian melihat dua sejoli yang lagi kasmaran ini cuma bisa nge-selfie, akhirnya dengan rendah hati dan lapang dada saya pun membantu mereka melampiaskan hasrat narsisnya. 

“Tolong ya, Mas”. 

Dengan nada memelas dan raut wajah yang berbinar-binar mengharap nantinya foto mereka berdua akan dibingkai dalam indah dan wanginya bunga kamboja dan diarak-arak menyusuri jalan desa. MATI DONK!!

“Mas, kok gini sih. Lagi ya!!” 

“Mas, ini background mobilnya keliatin semua donk!”, “Mas, separo badan aja ya!”, “Mas, ntar aku pose loncat ya!”, “Mas, wajah aku keliatan gelap nih, sekali lagi ya!!!”. Dasar cabe-cabean belum pernah di ulek. Untung mereka masih cabe, coba udah jadi sambel. Eike campur loe sama Baso panas.

“Iya gapapa”. *Remes-remes tulang iga*!! 

Dan karena kejadian itu pula kunjungan saya dengan niat belajar dan mencari informasi tentang alat transportasi berubah dan memfokuskan untuk melihat tingkah lucu dan binalnya para narsiser ber-pose ria dengan segala gaya. Mulai dari yang monyongin bibir, berpelukan, gandengan tangan, dempet-dempetan, sampai ketchup-ketchupan kening. Mungkin bagi mereka itu hal biasa, tapi bagi Jokem (Jomblo Keren yang Caem) seperti saya, hal itu sangatlah menyayat jiwa raga, merobek relung hati, dan benar-benar manghujam kalbu. “Tuhan bersama mereka yang jomblo!”.
Belum lagi saya harus berdesak-desakan berebut spot foto sama anak-anak SMP yang kebetulan sedang Study Tour. Bagaikan ibu-ibu PKK berebut BeHa (second) diskonan, mereka pun dengan gerombolannya masing-masing menyerang habis setiap spot foto yang ada. Bermaksud iseng saya pun menawarkan diri menjadi fotografer mereka. Dengan Gentlewoman saya pun menawarkan diri.

“Mau saya fotoin?”
“Iya, Fotoin aku disini kakagh”. Gayanya centil abis kayak cewek yang baru bisa makek BeHa.
“Fotoinnya yang bagus ya, ntar aku mau pamerin sama temen-temen kalau aku udah ke Museum Angkut! Yeeaayy!!”

Dan saya pun mlongo sejenak melihat polah mereka. Dulu waktu saya SMP gitu juga nggak ya?. Ahh sudahlah itu sudah 4 tahun yang lalu. Dan kini saya sudah beranjak sweet nineteen.
Geram akan polah tingkah bocah-bocah ini, saya pun sekali lagi menawarkan untuk memfotokan gerombolan cabe ini. Pas waktu mereka bergaya sesuai selera (manyun sana manyun sini), saya pun memfotonya hanya bagian kaki mereka saja, dan langsung kabur. Kemudian merekapun memanggil lagi. Mengira akan dimintai tolong untuk fotoin lagi, saya pun menyapanya halus, “Iya, mau difotoin lagi ya?”, “Emm, anu kagh, itu, kamera saya”, “Oh, iya kebawa”. Pffftt… gagal deh dapet kamera. 





No comments:

Post a Comment