Tuesday, October 9, 2012

The First Time in Bali

Baca yang sebelumnya ya "Indahnya" Pulau Bali.
Dalam benak otak saya kini sudah tak lagi mau nge-bayangin yang namanya pantat dijemur, bikin sakit ati kalau tetep nge-bayangin-nya. Seharian penuh hujan tak henti-hentinya mengguyur bak ketumpahan aer kencing raksasa, sampai-sampai spot demi spot pun tak luput dari yang namanya Basahhh (duobel "H"),
hari pertama yang mestinya kami harus ujian gagal karena tak satupun turis mau nongolin batang hidungnya. Dan hanya tukang RENTAL payung yang nongolin batang hidungnya. Yaa, eyaaalaaahhh namanya juga badai, semua bule pada kelon dikamar sambil goyang koprol pastinya.

Tapi nafsu binal traveling saya gak mau tinggal diam sampai disitu saja, akhirnya malam setelah pulang dari basah-basahan ria karena kehujanan, kami  ber-6 (Edo si sipit, Aan si begundal, Eka si tanki besar, Hasan si banci, Riyo si cakil dan Saya si kura kura ninja) mempunyai rencana untuk pergi meninggalkan kos-kosan terkutuk kami (hotel maksudnya) yaaahhh sudah diputuskan kita pergi ke legian. Bayangan saya sesuai yang saya lihat di internet ternyata benar, and you know, disana itu banyak turis asing yang ber-ajojing ria sambil geleng-geleng, mangguk-mangguk, jungkir balik, bahkan sampai kayang bak jupe(k). Maklum baru pertama kali ke bali, jadi ndesonya kelihatan. Waktu itu saya dan teman-teman berasa kayak diluar negeri, soalnya gak ada penduduk lokal sama sekali boogg....

Tengok kanan, ada orang cipokan, tengok kiri orang telanjang dada, tengok atas daleman motif sapi perah,  tengok ke bawah nyungsep selokan... * LOL

Sepanjang saya berjalan tak seorangpun dari bule yang super tinggi bak tiang panjat pinang itu memperhatikan kami, mungkin mereka mikir kita anak sekolahan kali yak, ato malah dikiranya kita anak haram. huufft....

Ada yang lewat terus langsung joget sesuai irama diskotik, ada lagi yang mabok gak karuan sambil bilang "Assalamualaikum". (Menyapa si Aan yang waktu itu memakai hijab).
Oke walaikumsalammm. PUASS!!

Yang bikin shocked ketika saya melihat seorang cowok lewat depan seorang cewek dengan mamerin anunya dengan P(e)D(e)-nya. "Makan nih, Titit!!"

You know lagi, disana itu hampir semua ekor manusia yang saya temui adalah Bule alias orang asing, 70% kelihatanya dari Eropa, 25% dari Asia, 4,9 % dari negro dan sisanya penduduk lokal , itupun gak lebih dari supir becak, satpam kantin, sama tukang Taxi, wiiidddiiihhh pokoknya saat itu saya ngerasa di negeri orang, berasa jadi bule di negri sendiri.

Seperti yang saya bilang tadi, tak seorangpun dari manusia jenis bule yang memandangi kami ber-enam (jangankan mandang, nglirik aja mereka ogah). Kata teman saya si banci hasan, "Mungkin mereka ngira kita bukan manusia kali yaa?" "are you human like us".
Sumpah saya berasa kayak cebong, kecil banget.

Saking ndesonya tiap bertemu orang di jalan kami pun tak henti-hentinya men-CACAT  tingkah laku bule-bule yang sedang ber-dugem ria itu.

SSssssssssssssstttttttttttttt...........

Riyo  : *Sambil nentengin payung pinjeman* ehh arah jam sembilan !!
Saya  : "WAW...". Bule cantik pake katok gemes, dan beha kekecilan
Riyo  : *Masih nentengin payung* "Ehh, arah jam tiga!"

Saya  : "Busseeett..." Ada se-onggok bule joget-joget sambil telanjang dada. *Pantat mulai nggak kuat nahan tawa*

Ccccuuuuuusss kami ninggalin tu tempat dan riyo berkicau lagi.

Riyo  : "Ehh, arah jam tiga!!" *serentak kami ber-enam nengok* "Yuuukkk makan!". Ternyata ada tukang sate yang merangsang hidung kami.

Yang bikin saya salut bapak si penjual sate itu lancar gilak ngomong inggris nya tanpa lihat pepak jawa atau tanya google translate, saya aja yang sekolah 4 taon belum lancar ngondek inggrisnya. GILAAAKK....
Emang siihh dari petualangan kami di legian kami gak mampir di satupun spot dugem yang ada disana, (gak punya duit) tapi at least malam itu bener-bener ngobatin sakit hati saya karena hujan dan badai, (padahal cuma lihat rock mini sama pantat doank) dan saya pun bisa tau sisi lain dari bali. Traveling is not about the destination, but it's journey.

Gak kebayang banyakya bule seperti itu di ledakin pake MERCON yang maha dahsyat. Duuhh....semoga kalian yang kena mercon tenang di alam sana dan kapan-kapan bisa maen ke Bali lagi. . .





ini yang diluar, yang di dalem udah kayak gak pake ROCK, kalau ini sih masih disebut sarungan kayaknya


saya, eka, aan, edo, riyo (mayungin hasan), hasan (yang lagi moto)

No comments:

Post a Comment